√ 7 OSI Layer: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja (Enkapsulasi - Dekapsulasi) - Ensiklopediasli

Rabu, 05 September 2018

7 OSI Layer: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja (Enkapsulasi - Dekapsulasi)

7 Layer OSI dan penjelasannya - Pengertian OSI Layer merupakan model referensi yang digunakan untuk memahami jaringan komputer secara umum. Secara de facto, OSI layer dijadikan acuan saat mempelajari network yang dibangun menggunakan perangkat Cisco.

OSI Reference Model atau model referensi OSI terdiri atas lapisan berjumlah 7 layer. Ketujuh layer tersebut yaitu:

1. Physical
2. Data Link
3. Network
4. Transport
5. Session
6. Presentation
7. Application

Untuk memudahkan menghapal ketujuh layer OSI, kita dapat menggunakan akronim, misalnya:

Anak - Pak - Soleh - Tidak - Nakal - Dan - Pintar

atau

All - People - Seem - To - Need Data - Processing

Begitulah caranya, mungkin kalian mempunyai cara tersendiri untuk mengingat ketujuh layer OSI ini.

Berikut akan dijelaskan pengertian OSI layer dan fungsinya beserta contoh protokolnya.

7 OSI Layer: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja (Enkapsulasi - Dekapsulasi)

Pengertian OSI Layer 


OSI atau Open System Interconnection layer adalah standar komunikasi yang diterapkan di dalam jaringan komputer. Model OSI diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data berinteraksi melalui jaringan.

Standard ini dikembangkan untuk industri komputer, agar komputer dapat berkomunikasi pada jaringan yang berbeda secara efisien.

Terdapat 7 layer pada model OSI. Tiap-tiap layer bertanggung jawab secara khusus pada proses komunikasi data. Tujuan utama penggunaan model OSI adalah untuk membantu desainer jaringan memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan komunikasi data. Termasuk jenis-jenis protokol dan metode transmisi.

Fungsi OSI Layer dan Contoh Protokolnya


7. Application


Berfungsi: menyediakan servis bagi berbagai aplikasi network.

Contoh protokol: NNTP, HL7, Modbus, SIP, SSI, DHCP, FTP, Gopher, HTTP, NFS, NTP, RTP, SMPP, SMTP, SNMP, Telnet.

6. Presentation


Berfungsi: mengatur konversi dan translasi berbagai format data, seperti kompresi data dan enkripsi data.

Contoh protokol: TDI, ASCII, EBCDIC, MIDI, MPEG, ASCII7.

5. Session


Berfungsi: mengatur sesi (session) yang meliputi establishing (memulai sesi), maintaining (mempertahankan sesi), dan terminating (mengakhiri sesi) antarentitas yang dimiliki oleh presentation layer.

Contoh protokol: SQL, X Window, Named Pipes (DNS), NetBIOS, ASP, SCP, OS Scheduling, RPC, NFS, ZIP.

4. Transport


Berfungsi: menyediakan end-to-end communication protocol. Layer ini bertanggung jawab terhadap "keselamatan data" dan "segmentasi data", seperti mengatur flow control (kendali aliran data), error detection (deteksi error) dan correction (koreksi), data sequencing (urutan data), dan size of the packet (ukuran paket).

Contoh protokol: TCP, SPX, UDP, SCTP, IPX.

3. Network


Berfungsi: menentukan rute yang dilalui oleh data. Layer ini menyediakan logical addressing (pengalamatan logika) dan path determination (penentuan rute tujuan).

Contoh protokol: IPX, IP, ICMP, IPsec, ARP, RIP, IGRP, BGP, OSPF, NBF, Q.931.

2. Data Link


Berfungsi: menentukan pengalamatan fisik (hardware address), pendeteksi error (error notification), kendali aliran frame (frame flow control), dan topologi network.

Ada dua sublayer pada data link, yaitu: Logical Link Control (LLC) dan Media Access Control (MAC).

LLC mengatur komunikasi, seperti error notification dan flow control. Sedangkan MAC mengatur pengalamatan fisik yang digunakan dalam proses komunikasi antar adapter.

Contoh protokol: 802.3 (Ethernet), 802.11a/b/g/n, MAC/LLC, 802.1Q (VLAN), ATM, CDP, HDP, FDDI, Fibre Channel, Frame Relay, SDLC, HDLC, ISL, PPP, Q.931, Token Ring.

1. Physical


Berfungsi: menentukan masalah kelistrikan/gelombang/medan dan berbagai prosedur/fungsi yang berkaitan dengan link fisik, seperti besar tegangan/arus listrik, panjang maksimal media transmisi, pergantian fasa, jenis kabel dan konektor.

Contoh protokol: RS-232, V.35, V.34, I.430, I.431, T1, E1, 10BASE-T, 100BASE-TX, POTS, SONET, DSL, 802.11/a/b/g/n, PHY, Hub, Repeater, Fibre Optics.


Upper layer dan Lower layer

Untuk memudahkan kalian untuk memahami penjelasan di atas, silahkan lihat penjelasan secara singkat di bawah ini. Ketujuh layer tersebut sudah dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu upper layers dan lower layers.

Upper Layers


  • Application: menyediakan user interface
  • Presentation: menyajikan data - menangani proses seperti enkripsi data
  • Session: memisahkan data dari berbagai aplikasi

Lower Layers


  • Transport: menyediakan reliable atau unreliable delivery - cek error correction sebelum transmisi data
  • Network: menyediakan logical addressing - menentukan rute menuju tujuan
  • Data Link: menyediakan akses ke media menggunakan MAC address - melakukan error detection.
  • Physical: menentukan tegangan, kecepatan, besaran fisik - mengalirkan bit-bit antar device

Cara Kerja - Proses Enkapsulasi dan Dekapsulasi OSI Layer


Informasi mengalir dari satu layer ke layer yang lain akan mengalami "perubahan bentuk" atau transformasi. Untuk memahaminya, perhatikan ilustrasi berikut yang menggambarkan transformasi informasi dari layer Application hingga layer Physical.

  1. Informasi berawal dari layer Application. Informasi kemudian melewati layer Presentation dan layer Session. Pada tahap ini biasanya belum dilakukan transformasi data. Informasi yang melalui ketiga layer ini disebut PDU (Protocol Data Unit) atau data saja.
  2. Setela sampai di layer Transport, data akan mengalami transformasi ke bentuk lain yang disebut segment atau segmen.
  3. Segment mengalir ke layer Network dan kemudian diubah menjadi packet atau paket (kadangkala disebut datagram).
  4. Packet mengalir ke layer Data Link dan kemudian diubah menjadi frame.
  5. Terakhir, frame mengalir ke layer Physical dan kemudian dubah menjadi bits atau bit-bit. Pada layer ini, bit-bit diubah menjadi besaran fisik, seperti arus listrik, gelombang elektromagnetik, dan sebagainya.

Proses "pengubahan bentuk" dari satu layer ke layer berikutnya dilakukan dengan menambahkan header khusus. Inilah yang disebut dengan enkapsulasi atau encapsulation. Proses enkapsulasi terjadi berulang-ulang hingga data dibuah menjadi bit-bit. Kemudian bit-bit dikirim ke host target melalui media jaringan.

Setelah informasi (berupa bit-bit) sampai di host target maka proses kebalikannya, yaitu "melepas" header satu per satu dari layer terbawah hingga ke layer paling atas akan dilakukan. Proses melepas header ini disebut dekapsulasi atau de-encapsucation.

Proses enkapsulasi dan dekapsulasi dapat dianalogikan dengan pengiriman barang via pos. Barang yang dikirim akan dibungkus, diberi alamat, diantarkan ke kantor pos. Selanjutnya petugas pos akan mengantarkannya ke alamat tujuan. Setelah sampai ditujuan, si penerima dapat membuka bungkusnya kembali.

Demikianlah artikel kali ini tentang Pengertian OSI Layer, Fungsinya dan Cara Kerja beserta Proses Enkapsulasi dan Dekapsulasi. Semoga bermanfaat bagi Anda. Sekian dan Terimakasih.

Get notifications from this blog

 
close