√ JIN NASAB: Anakku dalam Bahaya Part 2 (Real Story) - Ensiklopediasli

Minggu, 20 Desember 2020

JIN NASAB: Anakku dalam Bahaya Part 2 (Real Story)

Izinkan saya melanjutkan cerita sebelumnya tentang JIN NASAB: Anakku dalam bahaya. Ini adalah part 2 nya.


Gangguan jin kepada anak kami semakin frontal hari ke hari. Bukan hanya saat akan ibadah saja, tetapi juga saat tidak akan melaksanakan ibadah. Sampai satu kejadian dimana saya pribadi begitu khawatir akan keselamatan anak saya. 


JIN NASAB: Anakku dalam Bahaya Part II (Real Story)


Saat itu hari Jum'at, anak-anak sedang bermain di kamar kami sekitar pukul 14.00-an. Istri saya tertidur, dan saya juga sangat mengantuk. Saya pun tiduran di kasur, niatnya gak tidur karena saya ada kelas pukul 15.30 WIB. Namun, qadarallah saya tertidur juga pada akhirnya.


Bangun-bangun dari tidur, saya mendapat cerita yang betul-betul membuat saya sangat menyesal kenapa saya tertidur. 


Ketika saya tidur, dan istri juga tidur, anak kami cerita katanya lampu dimatikan kembali oleh Jin. Lalu anak kami cerita katanya ia dilempari batu-batu jorok berbau pipis (istilah anak kami) oleh jin yang membawa tali dan jarum. Lalu ia dilempar keluar kamar (nembus pintu), dan dilempar balik ke dalam kamar (nembus pintu).


Anak kami juga cerita bahwa mulutnya dikunci dan tangannya dibekap, sehingga tidak bisa berteriak minta tolong kepada kami. Luka (terbeset akibat dilempar batu) ditangannya akibat serangan Ghoib pun ada bekasnya dan masih terasa.


Anak saya terus terusan ingin dicelakakan ketika kami lengah. Pukul 15.00-an saya mengambil pesanan Go-Send dan meminta anak saya duduk di sofa ruang tamu. 


Selang beberapa detik setelah saya menerima Go-Send, anak saya teriak minta tolong. Ternyata jin melemparnya lagi ke bawah kasur dengan kepala yang terpentok dan tertindih kasur.


Dari situ saya peluk anak saya sambil mengatakan,

"Yang sabar ya sayang, Allah pasti menurunkan pertolongan"


Saya peluk sambil membaca ayat kursi berkali-kali. Hingga saya pun tak kuasa menahan tangis terisak-isak. Kami tidak takut dengan jinnya, melainkan sangat khawatir dengan keselamatan anak kami.


Setelah kejadian itu saya putuskan untuk cancel seluruh kelas saya selama seminggu. Saya pun minta ijin ke kampus untuk tidak bisa mengikuti kegiatan kampus apapun. Baik mengajar atau kerjaan tim. 


Detik itu juga saya bawa anak saya dan keluarga untuk ruqyah ke tempat Ust. Fadlan Abu Yasir di Kota Gede. Beliau adalah praktisi Ruqyah ternama di Jogja.


Saya memohon kepada Ust. Fadlan agar berkenan menampung saya, istri dan anak-anak di tempat beliau karena saya sangat trauma sekali di rumah. Lengah beberapa detik saja, anak saya bisa semakin celaka!


Saya cerita kronologis kejadiannya kepada Ust. Fadlan sambil menganalis jenis gangguan jin seperti apakah yang menyerang anak kami. Hingga kami meyakini bahwa gangguan yang diterima anak kami adalah gangguan Jin Nasab atau Jin yang secara otomatis diturunkan dari bapak/kakek/uyut/leluhur kepada nasab/keturunannya.


Jin Nasab ini turun secara otomatis, tanpa harus kita menerima atau menolak. Turun kepada siapanya tergantung bagaimana kontrak/kesepakatan awal dengan bangsa jin yang dilakukan oleh bapak/kakek/uyut/leluhur. 


Kesepakatan/persekutuan dengan bangsa jin itu bentuknya bisa berbagai macam, diantaranya tenaga dalam, ilmu kebal dan bentuk lainnya. 


Hipotesis Jin Nasab itu pun menguat karena uyut anak kami memang diketahui sebagai orang yang punya ilmu tenaga dalam.


Malam hari setelah anak kami di ruqyah oleh ust. Fadlan sambil menangis karena kesakitan di beberapa bagian tubuhnya, ia pun bercerita kepada kami bahwa sebetulnya ia bisa melihat makhluk-makhluk aneh semenjak kecil (indigo). Ia tidak pernah menceritakan kepada kami karena pikirnya itu hanya bayangannya saja. Ia juga melihat jin yang mendzoliminya. Katanya warnanya hitam dan jorok (bau).


Ini semakin menguatkan hipotesis terkait Jin Nasab. Salah satu ciri pasti dari orang yang diturunkan Jin Nasab adalah indigo semenjak kecil.


(Bersambung insya Allah jika banyak yang mau membaca kelanjutannya....)


Nb: Cerita ini saya tuliskan agar bisa menjadi pelajaran dan menambah keimanan bagi yang membaca.


Hendy Mustiko Aji

Get notifications from this blog

 
close